Senin, 22 Juli 2013

TUMIS KACANG IBUK

Ku ingat kala kau mengguman
Parasmu beralih masam nan pilu
Geram nan tajam menatap

Ku sadar,
Kala itu kau tengah memendam
Amarah yang tak kuasa untuk kau lontarkan
Kepada buah hati
Yang telah mengoyak batinmu

Ibukku,
Ku yang tak paham
Dan mengerti arti tatapmu itu
Mencoba mencari tahu
Bertanya,
Kepada diriku sendiri
Berharap ku temui jawaban
Namun tidak,
Aku semakin bingung
Bagaimana dan apa yang harus kulakukan
Tuk menghapus pedih
Mengusap sedih
Dan menghadirkan senyum lagi diwajahmu

Sunyi senyap malam
Bahkan mentari masih enggan menampakkan wajahnya
Ku terbangun
Bersujud kepada Allah
Memohon dan memohon
Agar Ia menghadirkan lagi senyum diwajahmu

Saat itu,
Engkau tengah bersusah payah
Demi anak - anakmu
Bangun dari lelapmu
Hanya tuk sekedar mengolah masakan
Yang diminta anakmu semalam

Tiba saat santap sahur
Kita berkumpul
Kau masih nampak begitu lelah
Namun kau tutupi dengan mneyuguhkan makan untuk adik

Di meja,
Kulihat telah siap disantap
Makanan yang diinginkan adik untuk bersahur
Di sebelahnya,
Yang membuatku berkaca - kaca
Kau tak lupa memasak kesukaanku

Ku diam sejenak
Berfikir,
Dan kutemukan jawaban yang semula kucari

Ya,
Dari "Tumis Kacang Ibuk"
Kutemui jawabannya
Bahwa,
Engkau tak pernah benar - benar marah pada anakmu

Terima kasih Allah
Terima kasih Ibuk
Masih ku bisa merasakan
Lezatnya hidangan yang dibuat dengan penuh sayang
...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar Anda yang membangun