Ku ingat kala kau mengguman
Parasmu beralih masam nan pilu
Geram nan tajam menatap
Ku sadar,
Kala itu kau tengah memendam
Amarah yang tak kuasa untuk kau lontarkan
Kepada buah hati
Yang telah mengoyak batinmu
Ibukku,
Ku yang tak paham
Dan mengerti arti tatapmu itu
Mencoba mencari tahu
Bertanya,
Kepada diriku sendiri
Berharap ku temui jawaban
Namun tidak,
Aku semakin bingung
Bagaimana dan apa yang harus kulakukan
Tuk menghapus pedih
Mengusap sedih
Dan menghadirkan senyum lagi diwajahmu
Sunyi senyap malam
Bahkan mentari masih enggan menampakkan wajahnya
Ku terbangun
Bersujud kepada Allah
Memohon dan memohon
Agar Ia menghadirkan lagi senyum diwajahmu
Saat itu,
Engkau tengah bersusah payah
Demi anak - anakmu
Bangun dari lelapmu
Hanya tuk sekedar mengolah masakan
Yang diminta anakmu semalam
Tiba saat santap sahur
Kita berkumpul
Kau masih nampak begitu lelah
Namun kau tutupi dengan mneyuguhkan makan untuk adik
Di meja,
Kulihat telah siap disantap
Makanan yang diinginkan adik untuk bersahur
Di sebelahnya,
Yang membuatku berkaca - kaca
Kau tak lupa memasak kesukaanku
Ku diam sejenak
Berfikir,
Dan kutemukan jawaban yang semula kucari
Ya,
Dari "Tumis Kacang Ibuk"
Kutemui jawabannya
Bahwa,
Engkau tak pernah benar - benar marah pada anakmu
Terima kasih Allah
Terima kasih Ibuk
Masih ku bisa merasakan
Lezatnya hidangan yang dibuat dengan penuh sayang
...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Pagi gan, mumpung masih pagi posting dulu sambil nungguin laporan dr teman - teman kantor. Ceritanya gini gan, hari minggu kemarin, 15 se...
-
Siapa yang tidak tahu wayang ? hampir semua orang indonesia tahu tentang wayang. Ya.. wayang adalah peninggalan budaya nenek moyang kita ya...
-
Hitam gelap lentera malam Bersanding sesosok wajah yang ku rindukan Selalu bersinar dalam pekat malam Selalu berpijar dalam kesunyian san...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar Anda yang membangun