Selasa, 14 Desember 2010

Filosofi Pewayangan


Siapa yang tidak tahu wayang ? hampir semua orang indonesia tahu tentang wayang. Ya.. wayang adalah peninggalan budaya nenek moyang kita yang harusnya tidak kita abaikan begitu saja. Jika saja kita tahu bahwa dalam cerita pewayangan mengandung banyak sekali filosofi yang baik juga ajaran-ajaran moral islam ditanamkan dalam lakon pertunjukkan wayang tersebut. 

Misalkan saja, salah satu tokoh wayang (yang berwatak baik) menggunakan senjata dalam bertarung melawan musuh yakni ‘kalimatusada’ yang lebih dikenal " jimat kalimasada " ternyata berasal dari ‘kalimat syahadat’ yang tentunya semua orang Muslim tahu arti dari kalimat sahadat tersebut. Contoh lain, yaitu lagu pengiring lakon wayang jaman dulu adalah Lir-ilir, yang berisi petuah bijak bagi pemeluk islam (dianalogikan dengan ‘bocah angon’) untuk menjalankan Rukun Islam (disimbolkan dengan ‘buah belimbing’ yang berujung lima). 

Yang menarik lagi adalah adanya tokoh Punakawan. Jika kita mendengar Punakawan, mungkin yang terlintas dalam pikiran kita adalah lucu. Mereka adalah Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Melihat tingkah pola mereka, bukan tidak mungkin kita akan tertawa terbahak- bahak karena kelucuannya. Tapi jangan salah , kelucuan yang mereka ciptakan ternyata masih mengandung nilai filosofis juga.  Punakawan terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Mereka dikenal sbg pengasuh para Pandhawa. Satu semboyan Semar yg kusuka. "Begegeg Ugeg Ugeg, Mel Mel Sadulito". Jd org hrs kokoh, jgn mdh goyah,hrs ttp pendirian. Menuntut ilmu sdkt demi sdkt, tp tanpa henti.Dan anda mungkin kaget jika nama-nama mereka ternyata berasal dari bahasa arab. Jika dirangkaikan, nilai filosofis itu akan benar-benar muncul.

Nah, tahukah kita bahwa sebenarnya nama mereka berasal dari bahasa arab ? Ya, benar... saya juga baru tau , asal-usul nama keempat tokoh tersebut berasal dari bahasa arab yaitu kata Syimar (=Semar), Khairan (=Gareng), Fatruki (=Petruk) dan Bagho (=Bagong). Jika kata-kata tersebut digabung jadilah “Syimar Khairan, Fatruki Bagho” yang berarti “Sebarkan kebaikan, jauhi kejelekan”. 

 Selain dari nama - nama mereka ternyata dari penggambaran dari masing - masing karakter juga memiliki arti tersendiri. Semar, yang digambarkan dengan jari telunjuk seolah menuding,melambangkan KARSA/keinginan yg kuat untuk menciptakan sesuatu. Mata yang menyipit juga melambangkan ketelitian dan keseriusan dalam menciptakan. Semar, tidak laki-laki, tidak perempuan. Pantat besar seperti perempuan, memakai anting, tapi dia juga seorang laki - laki. Sehingga dia bisa melahirkan anak - anaknya dari diri dia tunggal.

Gareng,anak pertama Semar, dengan tangan yang cacat, kaki yang pincang, mata yang juling, melambangkan CIPTA. Bahwa menciptakan sesuatu, dan tidak sempurna, kita tidak boleh menyerah bagaimanapun kita sudah berusaha, apapun hasilnya, pasrahkan pada-Nya.

Petruk, anak kedua Semar. Dari kegagalan menciptakan Gareng, lahirlah Petruk. Dengan tangan dan kaki yang panjang, tubuh tinggi langsing, hidung mancung,wujud dari CIPTA, yg kemudian diberi RASA, sehingga terlihat lebih indah, dengan begitu banyak kelebihan.

Bagong, anak ketiga Semar. Wujud dari KARYA. Dialah yang dianggap sebagai manusia yang sesungguhnya. Walau petruk lengkap dengan keindahan dan kesempurnaan, tapi bagong lah yang dianggap sebagai manusia utuh. Karena dia memiliki kekurangan. Jadi manusia yang sejati adalah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadi jagan takut atau malu karena kekurangan kita. Karena kekurangan itulah yang menjadikan kita manusia seutuhnya. Yang perlu kita plakukan adalah, bagaimana  cara meminimalkan kekurangan kita, dan memaksimalkan kelebihan kita. Karena bagaimanapun kekurangan dan kelebihan itu tidak bisa kita buang atau kita hilangkan.
 
Nah... benarkan ternyata bukan hanya lucu, ternyata Punakawan juga memiliki filosofi yang luar biasa. Mungkin masih banyak lagi filosofi dari pewayangan yang dapat kita gali dari tokoh - tokoh wayang. Next time akan saya cari lagi lebih mendalam tentang filosofi dari pewayangan... Tunggu edisi berikut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar Anda yang membangun